Press "Enter" to skip to content

Mahasiswa Papua Kecam Tindakan Pembunuhan dan Penganiayaan Warga Papua

Sejumlah Mahasiswa Papua demonstrasi Mengecam tindakan Pembunuhan dan penganiayaaan Warga Papua, pada Sabtu (17/9).

Komite Peduli HAM dan Demokrasi di Papua membentangkan spanduk sepanjang jalanan Landmark Kota Ternate. Massa aksi bergerak menuju pelataran kantor Kodim 1501, mereka dihadang Tentara dan polisi, dipaksa untuk bergeser hingga ke pelabuhan Residen.

Baca Juga:

Berbagai organisasi seperti Aliansi Mahasiswa Papua (AMP), Front Nahdliyin Untuk Kedaulatan Sumber Daya Alam (FNKSDA), (CMK), FRI-WP, dan LMID, terlibat dalam aksi mendesak pemerintah mengusut kasus pembunuhan terdapat 4 warga Papua di mimika dan penganiayaan kepada 3 warga Mappi hingga berujung 1 orang meninggal dunia.

Dikutip dari selebaran Komite Peduli HAM dan Demokrasi di Papua, keempat Orang Korban atas nama Arnold Lokbere (29), Irian Nirigi (38), Lemanion Nirigi (29) dan Atis Tinin (14), merupakan warga sipil asal Mimika yang dicegat TNI pada 23 Agustus 2022 di sp.1 Mimika lalu di rampok. Setelah keempat korban dirampok mereka dibunuh dan dimutilasi untuk menghilangkan jejak. Uang sebesar 250 juta untuk membeli bahan bangunan gereja dirampok oleh TNI, korban lalu dibunuh dan dimutilasi, tubuhnya dibuang ke sungai. Pembunuh sadis ini melibatkan 8 personil anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat yang bertugas di Papua.

Sementara, 3 warga Papua lainnya juga mendapat tindakan pemukulan dan penyiksaan oleh aparat TNI Pos Yonif Raider 600/Modang, yang menyebabkan Bruno Amenim Kimko meninggal Dunia dan dua korban lainnya kritis.

Mahasiswa Papua Minta Negara Usut Tuntas Pembunuhan Dan Penganiayaan di Papua

Ronaldo Kinho, Ketua Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) Kota Ternate, saat ditemui Mantra mengungkapkan, tindakan Pembunuhan terhadap orang asli Papua merupakan perbuatan tidak berprikemanusiaan yang dilakukan Aparat TNI.

“Tindakan bejat yang dilakukan oleh TNI, perbuatan yang sudah mencederai harkat dan martabat manusia,” ujarnya.

Ronaldo menambahkan, pembunuhan terhadap orang Papua sudah berkali-kali dilakukan aparat TNI, mulai dari pendeta Yeremia sampai pada 4 orang yang dibunuh secara sadis dengan mutilasi, kemudian 3 orang lainnya juga mendapat penganiayaan dari TNI.

“Orang Papua dibunuh tiap hari, yang tersadis adalah penembakan terhadap pendeta Yeremia, mutilasi 4 orang warga Nduga, sampai pada 3 orang warga mappi yang dianiaya hingga satu orang meninggal,” sambungnya.

Baca Juga:

Ia bilang, kasus HAM di Papua menumpuk, negara belum mampu menyelesaikan kasus pembunuhan, penangkapan dan penganiayaan yang ada di Papua, negara justru melakukan genosida terhadap jutaan orang asli Papua.

“Penyelesaian kasus HAM di Papua buntu, jutaan orang OAP di genosida,” ujarnya.

Ia mendesak, negara mengusut dan menyelesaikan kasus Pelanggaran HAM yang terjadi di Papua dan adili pelaku seadil-adilnya. Ia juga menuntut, bebaskan aktivis Papua Viktor Yaimo dan tarik militer dari tanah Papua.

“Kami mendesak negara menyelesaikan kasus HAM di Papua, kami menuntut bebaskan Viktor Yaimo dan rekan-rekan aktivis Papua dan tarik militer dari tanah Papua,” tandasnya.


Liputan : Tim Mantra

Editor : Tim Redaksi

Be First to Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *