Oleh :
SULISTIAWATI (03302011119)
Irdayanti Harun (03302011110)
Hasmita Saurangi (03302011123)
Fatmawati Duwila (03302011107)
Abstract
Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang digunakan untuk berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya, yang berkembang berdasarkan suatu sistem, yaitu seperangkat aturan yang dipatuhi oleh pemakainya.Widjiono. Bahasa adalah bahasa universal yang memandu paduan dalam aktivitas sehari-hari. Bahasa yang merupakan salah satu warisan budaya mendasar dan harus dihormati. Di dunia yang terglobalisasi saat ini, bahasa-bahasa lintas Negara seringkali saling bertukar bahasa, bahkan terkadang menjadi tidak kompatibel. Ada langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk melestarikan bahasa daerah dan melestarikannya untuk generasi mendatang.
Bahasa Tidore adalah bahasa daerah yang digunakan sebagai alat komunikasi antar masyarakat yang berada di kota Tidore dan sekitarnya. Menurut Chaer, Bahasa daerah yaitu bahasa ibu atau bahasa pertama bagi sebagian besar rakyat Indonesia, bahasa yang digunakan dalam interaksi antar suku, baik dalam situasi resmi maupun tidak, yang bersifat kedaerahan (Abdul Chaer. 2009).
Metode yang digunakan untuk memberikan bentuk-bentuk interferensi dalam penelitian mandiri ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan melakukan observasi di lingkungan sekitar tepatnya di kelurahan Dokiri Kota Tidore Kepulauan. Menurut Muhammad penelitian Kualitatif adalah mengembangkan pengertian tentang individu dan kejadian dengan memperhatikan konteks yang relevan, memahami fenomena sosial secara holistik dan menggali pemahaman lebih dalam dan lebih banyak (Muhammad, 2011).
Sumber data yang didapat dari hasil Observasi terhadap anak-anak yang sedang bermain lingkungan sekitar atau melakukan aktivitas sehari-hari dengan menggunakan bahasa daerah Tidore tepatnya di Kelurahan Dokiri Tidore Kepulauan.
Pada bagian ini dideskripsikan mengenai interferensi bahasa Tidore dalam bahasa Indonesia, yaitu interferensi fonologi, morfologi dan sintaksis. Selain akan membahas interferensi bahasa yang dilakukan oleh anak sekolah dasar. Interferensi menurut Hortman & Stork dalam Alwasilah, merupakan kekeliruan yang disebabkan terbawanya kebiasaan-kebiasaan ujaran bahasa atau dialek bahasa ibu kedalam bahasa kedua (Alwasilah, Chaedar. 1985). Interferensi morfologi dapat terjadi apabila dalam penggunaan bahasa Indonesia menyerap unsur bahasa Tidore atau afiks bahasa Tidore, dalam hal ini terjadinya penggunaan kosa kata bahasa Tidore ke dalam pembentukan kata atau kalimat bahasa Indonesia.
Berdasarkan hasil analisis tentang interferensi bahasa Tidore dalam pemakaian bahasa Indonesia Kehidupan Sehari-hari Pada Anak Usia Sekolah Dasar dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Bahasa Daerah Tidore masih menjadi salah satu bahasa yang sering digunakan anak-anak dan orang dewasa sebagai satu tanda pengenal bahwa mereka berasal dari Kota Tidore Kepulauan dan masih melekat pada diri mereka, bentuk interferensi yaitu interferensi fonologis, Morfologis dan Sintaksis.
2. Bentuk pelanggaran bahasa yang diketahui oleh peneliti yaitu, arti bahasa, proses bunyi, pengucapan suara.
3. Salah satu pelanggaran perubahan bahasa yang diteliti yaitu pelanggaran penambahan kata sebagai berikut, penambahan awalan, penambahan kata belakang, pertukaran awalan, pertukaran kata belakang, perulangan kata secara utuh
4. Salah satu pelanggaran antar unsur bahasa yang diketahui oleh peneliti yaitu penyalahgunaan kata-kata yang kurang tepat, penyalahgunaan kata depan yang kurang tepat, penyalahgunaan imbuhan yang kurang tepat
5. Isu terjadinya pelanggaran bahasa tidore dalam proses pemakaian bahasa Indonesia yaitu: salah satu kebiasaan seseorang dalam menggunakan bahasa tidore sebagai salah satu bahasa dalam pengucapan, kurangnya kata-kata bahasa Indonesia, salah satu alasan konkret mengapa terjadi hilangnya bahasa tersebut dan lingkungan mendukung untuk melakukan interferensi.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang digunakan untuk berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya, yang berkembang berdasarkan suatu sistem, yaitu seperangkat aturan yang dipatuhi oleh pemakainya.Widjiono. “sistem lambang yang bermakna dan dapat dipahami oleh masyarakat pemakainya, sistem lambang tersebut ditentukan oleh masyarakat pemakainya berdasarkan kesepakatan, lambang-lambang tersebut bersifat arbitrer digunakan secara berulang dan tetap (Widjiono Hs. 2011). Kridalaksana dalam Chaer berpendapat, bahasa adalah suatu sistem lambang bunyi yang bersifat arbitrer, digunakan oleh suatu masyarakat tutur untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri (Abdul Chaer. 2006).“
Bahasa Tidore adalah salah satu bahasa daerah di Maluku Utara yang hingga kini masih dipakai dan dipelihara oleh penuturnya.Bahasa ini berfungsi sebagai bahasa perantara, alat pemersatu, dan kebanggaan masyarakat Tidore.
Bahasa Tidore adalah bahasa daerah yang digunakan sebagai alat komunikasi antar masyarakat yang berada di kota Tidore dan sekitarnya. Menurut Chaer, Bahasa daerah yaitu bahasa ibu atau bahasa pertama bagi sebagian besar rakyat Indonesia, bahasa yang digunakan dalam interaksi antar suku, baik dalam situasi resmi maupun tidak, yang bersifat kedaerahan (Abdul Chaer. 2009). Pada situasi resmi bahasa Tidore sering digunakan dalam upacara adat (pernikahan, syukuran, dan khitanan).Hal ini sesuai dengan pendapat Marasabesi, bahwa di dalam berbagai upacara adat, bahasa daerah juga berfungsi sebagai bahasa resmi (Bunyamin Marasabesi. 2009). Pada situasi tidak resmi, bahasa Tidore sering digunakan dalam jual beli di pasar, berbicara santai dengan sesama anggota keluarga, dan kegiatan lain yang bersifat nonformal.
Bahasa tidore juga digunakan oleh anak-anak usia sekolah dasar dalam kehidupan sehari-hari seperti saat bermain permainan “Boy Tampurung” dengan bahan dasar Tempurung Kelapa dan Bola kaki, kata yang sering digunakan saat bermain yaitu: Loya (Lari), Foi Bal ( Lempar Bola), Cako Bal (Pukul Bola), Dahe Toma Gia (Kena Tangan). Adapun kalimat yang sering diucapkan ketika meminta bantuan seperti mita lahi bantu oro hp toma tas (mita minta bantu ambil hp didalam tas).
Keberagaman menghambat penggunaan bahasa Indonesia yang berdampak negatif pada unsur bahasa daerah misalnya dalam komunitas masyarakat, yang menggunakan bahasa tidore sebagai bahasa ibu, penggunaan bahasa Indonesia akan berdampak negatif pada penutur bahasa tidore. Berbahasa tidore sebagai bahasa ibu mereka, penggunaan bahasa indonesia akan berdampak negatif sebagai penutur bahasa tidore.
Menurut Soejarwo dalam Mustakim, hubungan Indonesia dengan daerah sudah terjalin sejak lama; artinya bahasa Indonesia pada dasarnya masih dikenal sebagai bahasa melayu (Mustakim,1988).
BAB II
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan untuk memberikan bentuk-bentuk interferensi dalam penelitian mandiri ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan melakukan observasi di lingkungan sekitar tepatnya di kelurahan Dokiri Kota Tidore Kepulauan. Menurut Muhammad penelitian Kualitatif adalah mengembangkan pengertian tentang individu dan kejadian dengan memperhatikan konteks yang relevan, memahami fenomena sosial secara holistik dan menggali pemahaman lebih dalam dan lebih banyak (Muhammad, 2011).
Penelitian ini mengkaji fenomena berbahasa yang muncul dalam kehidupan sehari-hari pada anak usia sekolah dasar. Interferensi data bahasa tidore dalam tataran fonologi, morfologi dan sintaksis. Interferensi terjadi disebabkan peralihan kode ketika menggunakan kata-kata bahasa pertama kedalam bahasa kedua. Kemudian transfer terjadi ketika penutur mentransfer kata bahasa pertama ke dalam bahasa kedua yang sedang dipelajari atau yang sedang digunakan.
BAB III
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Bahasa
1. Bahasa adalah bahasa universal yang memandu paduan dalam aktivitas sehari-hari. Bahasa yang merupakan salah satu warisan budaya mendasar dan harus dihormati. Di dunia yang terglobalisasi saat ini, bahasa-bahasa lintas Negara seringkali saling bertukar bahasa, bahkan terkadang menjadi tidak kompatibel. Ada langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk melestarikan bahasa daerah dan melestarikannya untuk generasi mendatang
2. Nababan, 1993: 48)Bahasa merupakan suatu sistem struktur yang berfungsi sebagai alat komunikasi salah satunya bahasa yang digunakan oleh bangsa Indonesia adalah bahasa Indonesia yang notabene sebagai bahasa Negara dan bahasa nasional.
3. Badudu (1996: 3) Menyatakan bahwa pemikiran, perasaan dan keinginan tidaklah mempunyai arti sebelum dinyatakan dengan bahasa yang diketahui, ditanggapi dan diberi reaksi oleh masyarakat lainnya. Oleh karena itu pula dapat dikatakan bahwa fungsi bahasa yang paling mendasar adalah fungsi komunikatif , yaitu tata pergaulan dan perhubungan sesame manusia.
4. Tingkat komunikasi yang lebih luas jika dibandingkan dengan mempertahankan bahasa daerah pada ranah yang sudah banyak digunakan dalam norma masyarakat. Kebocoran diglosia dalam Koentjaraningrat (1983) memasukan bahasa sebagai salah satu dari tujuh unsur kebudayan. Implikasinya adalah pembelajar bahasa akan lebih memperhatikan variasi penggunaan bahasa penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi. Pemakai bahasa akan lebih memprioritaskan kesuksesan dalam berinteraksi dan beberapa domain keluarga yaitu dipilihnya bahasa Indonesia sebagai bahasa utama merupakan bukti salah satu indikasi bahwa pemakaian bahasa daerah sedang mengalami pergeseran. Makalah ini mencoba mereview beberapa hasil penelitian tentang pergeseran dan pemertahanan bahasa daerah yang terjadi di Indonesia.
5. UNESCO mencanangkan 21 Februari sebagai Hari Bahasa Ibu Internasional pada suatu konferensi bulan 4 November 1999 dan mulai merayakannya sejak tahun 2000. Diantara sangat eratnya ikatan antara bahasa dan agama, bahasa dan agama mempunyai makna yang cukup berbeda , dan tanpa bahasa agama juga akan kurang bermakna. Hal ini bisa terjadi.
6. Chaer dan Agustina (1995:14) fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi. Hal ini sejalan dengan Soeparno (1993:5) yang menyatakan bahwa fungsi umum bahasa adalah sebagai alat komunikasi sosial. Seseorang melihat bahasa sebagai tingkah laku sosial (sosial behavior) yang dipakai dalam interaksi sosial.
7. Suwarna (2002: 4) bahasa merupakan alat utama untuk berkomunikasi dalam kehidupan manusia, baik secara individu maupun kolektif sosial. Kridalaksana (dalam Aminuddin, 1985: 28-29) mengartikan bahasa sebagai suatu sistem lambang arbitrer yang menggunakan suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri.
8. Jeans Aitchison (2008 : 21) “suatu sistem sinyal bunyi yang berubah-ubah dan berpola, yang dicirikan oleh ketergantungan struktur, kreativitas, perpindahan, dualitas, dan transmisi budaya.” Bahasa adalah suatu sistem yang terdiri dari bahasa tertulis sebelumnya yang dibedakan berdasarkan strukturnya, yang terutama tergantung pada kreativitas, perpindahan dan transmisi budaya.
9. Halliday (dalam Chaer, 2004: 20). Fungsi bahasa akan terlihat apabila orang menggunakan bahasa lebih dari satu bahasa Di Indonesia, campur kode ini sering sekali terdapat dalam keadaan orang berbincang-bincang yang dicampur adalah bahasa Indonesia dengan bahasa daerah. Pada saat berbincang-bincang pembicara.
B. Bahasa Daerah
1. Bahasa yang diklasifikasikan sebagai suatu Bahasa dalam suatu wilayah tertentu dalam suatu daerah kecil, negara bagian federal atau provinsinya yang lebih besar. Ekstensi suku bangsa yang melahirkan an menggunakan bahasa tersebut sangat erat dengan keberadaan sebuah bahasa lokal atau bahasa. Bahasa menjadi unsur pendukung utama tradisi dan adat istiadat. Bahasa Indonesia berfungsi sebagai alat pengajaran sastra, seni, kebudayaan, dan mewariskan suatu suku bangsa, dan digunakan dalam berbagai upacara resmi dan interaksi sehari-hari dan menjadi jembatan bagi bahasa daerah dan terkadang bahasa nasional.
2. Mengenai keragaman bahasa, terdapat kurang lebih 30 bahasa daerah di wilayah ini, seperti yang dikemukakan Grimes (dalam Ghufran, 2007). Dalam jumlah itu, bahasa-bahasa di Maluku Utara dikelompokkan ke dalam dua kelompok besar, yakni bahasa-bahasa yang terdapat di bagian utara Halmahera yaitu bahasa Ternate, Tidore, Makian Barat, Tobelo, Galela, Kao, Sahu, Tobaru, Waiyoli, Gamkonora, Ibu, Pagu, Modole, dan Togutil yang termasuk dalam kelompok rumpun non-Austronesia dan bahasa-bahasa yang terdapat di bagian selatan Halmahera yaitu bahasa Makian Timur, Patani, Sawai, Maba, Buli, Weda, Gane, Kayoa, Sanana, Mangole, Taliabu, Mange, dan Kadai yang termasuk dalam rumpun Austronesia. Keanekaragaman bahasa yang tersebar di seluruh wilayah Maluku utara ini, menjadikan tempat ini kaya objek kajian bahasa. Banyak penelitian linguistik telah dilakukan. Meskipun demikian, jumlahnya tidak seberapa jika dibandingkan dengan yang masih tertinggal, karena masih banyak bahasa yang harus diteliti, terutama bahasa-bahasa yang termasuk dalam rumpun non-Austronesia.
3. Dengan sosiolinguistik, memasuki ranah bahasa daerah sebagai khazanah kebudayaan tentu sangat berbeda dayawan akan mengungkapkan lingkungan bahasa daerah sebagai kekayaan dan peninggalan karsa manusia tempo dulu yang sangat berarti dan harus ditujukan serta dilestarikan. Jika bahasa berkorelasi dengan sifat kebudayaan, maka tidak mewarisi konsep atau idium apapun dari bahasa lain. Bahasa akan mengalami evolusi positif dari ruang semantic ada di sisi lain, pembelajar bahasa seringkali menggabungkan berbagai berbagai bahasa dalam satu bahasa untuk berkomunikasi dan berinteraksi. Jangan memaksakan bahasa sebagai akibat dari kehidupan sehari-hari yang perlu di hormati dan di pertimbangkan dengan matang. Mengakibatkan kurangnya kepedulian terhadap perilaku dan penggunaan bahasa yang benar.
4. Menurut Chaer, Bahasa daerah yaitu bahasa ibu atau bahasa pertama bagi sebagian besar rakyat Indonesia, bahasa yang digunakan dalam interaksi antar suku, baik dalam situasi resmi maupun tidak, yang bersifat kedaerahan (Abdul Chaer. 2009). Pada situasi resmi bahasa Tidore sering digunakan dalam upacara adat (pernikahan, syukuran, dan khitanan). Hal ini sesuai dengan pendapat Marasabesi, bahwa di dalam berbagai upacara adat, bahasa daerah juga berfungsi sebagai bahasa resmi (Bunyamin Marasabesi. 2009). Pada situasi tidak resmi, bahasa Tidore sering digunakan dalam jual beli di pasar, berbicara santai dengan sesama anggota keluarga, dan kegiatan lain yang bersifat nonformal.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sumber data yang didapat dari hasil Observasi terhadap anak-anak yang sedang bermain lingkungan sekitar atau melakukan aktivitas sehari-hari dengan menggunakan bahasa daerah Tidore tepatnya di Kelurahan Dokiri Tidore Kepulauan. Bagian ini diharapkan data hasil penelitian yang mencakup interferensi bidang fonologi, bidang morfologi, bidang sintaksis. Kemudian dikemukakan hasil analisis penelitian berdasarkan sampel yang berupa interferensi bahasa Tidore dalam pemakaian bahasa Indonesia.Data dalam penelitian ini diambil dari kehidupan anak sekolah dasar.
Adapun data-data yang terkumpul dalam penelitian, data ini kemudian dikelompokan dan dianalisis berdasarkan tatarana masing-masing, data tersebut sebagai berikut.
Gejala interferensi terdiri dari dua unsur penting yaitu bahasa Tidore sebagai bahasa daerah dan bahasa Indonesia sebagai bahasa penyerap.peneliti hanya dapat menyediakan sebagian sampel data pada salah satu jenis referensi sehingga dapat diikuti sebagai proses pembahasaan,sebab ini merupakan salah satu hal dalam memudahkan seseorang dalam mengetahui dan menyelidiki hasil. Berikut ini merupakan analisis interferensi bahasa Tidore terhadap bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari anak sekolah dasar.
Interferensi fonologis merupakan interferensi pada pengucapan atau lafal.referensi yang berhubungan dengan ilmu bahasa yang terbentuk sebagai aliran bahasa bunyi yang terpenting dalam suatu bahasa yang menjadi tujuan tertentu..contoh interferensi fonologis bahasa Indonesia dalam bahasa Tidore, yaitu berupa pengacauan fonem misalnya dalam kata tampa dalam bahasa Tidore diartikan dalam bahasa Indonesia adalah tempat. Bunyi/t/ tidak disebutkan dalam komunikasi bahasa Tidore.fonem /t/ disebutkan ketika penutur menggunakan bahasa Indonesia.
Interferensi morfologi dapat terjadi apabila dalam penggunaan bahasa Indonesia menyerap unsur bahasa Tidore atau afiks bahasa Tidore, dalam hal ini terjadinya penggunaan kosa kata bahasa Tidore ke dalam pembentukan kata atau kalimat bahasa Indonesia. Perihal suatu bagian terkecil dari suatu bahasa yang terkemuka sehingga menimbulkan permasalahan bahasa yang berhubungan. Misalnya kata yang berafiks bahasa Tidore dan berkata dasar bahasa Indonesia dan sebaliknya, namun struktur morfemisnya mengikuti proses morfologi bahasa Indonesia atau sebaliknya. Dalam bahasa Indonesia ada tiga unsur proses morfologi yaitu: proses pembubuhan afiks (afiksasi), proses pengulangan (reduplikasi), proses pemajemukan (komposisi) (Ramlan, M. 1987).
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis tentang interferensi bahasa Tidore dalam pemakaian bahasa Indonesia Kehidupan Sehari-hari Pada Anak Usia Sekolah Dasar dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Bahasa Daerah Tidore masih menjadi salah satu bahasa yang sering digunakan anak-anak dan orang dewasa sebagai satu tanda pengenal bahwa mereka berasal dari Kota Tidore Kepulauan dan masih melekat pada diri mereka, bentuk interferensi yaitu interferensi fonologis, Morfologis dan Sintaksis. (2) Bentuk pelanggaran bahasa yang diketahui oleh peneliti yaitu, arti bahasa, proses bunyi, pengucapan suara. (3)salah satu pelanggaran perubahan bahasa yang diteliti yaitu pelanggaran penambahan kata sebagai berikut, penambahan awalan, penambahan kata belakang, pertukaran awalan, pertukaran kata belakang, perulangan kata secara utuh (4) salah satu pelanggaran antar unsur bahasa yang diketahui oleh peneliti yaitu penyalahgunaan kata-kata yang kurang tepat, penyalahgunaan kata depan yang kurang tepat, penyalahgunaan imbuhan yang kurang tepat (5) isu terjadinya pelanggaran bahasa tidore dalam proses pemakaian bahasa Indonesia yaitu: salah satu kebiasaan seseorang dalam menggunakan bahasa tidore sebagai salah satu bahasa dalam pengucapan, kurangnya kata-kata bahasa Indonesia, salah satu alasan konkret mengapa terjadi hilangnya bahasa tersebut dan lingkungan mendukung untuk melakukan interferensi.
DAFTAR PUSTAKA
https://core.ac.uk/download/pdf/11735959.pdf
https://staffnew.uny.ac.id/upload/132231576/penelitian/MAKALAH+EKSISTENSI+BI-1.pdf
https://core.ac.uk/download/pdf/11735959.pdf
https://repositori.kemdikbud.go.id/25064/1/PENELITIAN%20BAHASA%20DI%20MALUKU.pdf
https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Bahasa_Tidore
https://core.ac.uk/download/pdf/198234596.pdf
https://journal.stkipm-bogor.ac.id/index.php/Lingua/article/download/266/192
http://eprints.undip.ac.id/53927/1/International_Proceeding_UNDIP_July__2%2C_2011_-_Aan_Setyawan.pdf
Jurnal ini merupakan hasil riset mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Khairun Ternate.
Leave a Comment