Press "Enter" to skip to content

BEM Unkhair Desak Usut Tuntas Pencemaran Sungai Sagea

LPM Mantra – Menanggapi masalah pencemaran sungai sagea BEM Unkhair menggelar aksi mendesak gubernur bertanggung jawab atas pencemaran sungai sagea. Unjuk rasa  ini berlangsung di kediaman gubernur Malut, Kamis (14/9). 

Sejumlah massa aksi yang menghimpun seluruh BEM Fakultas se Unkhair itu mengepung kantor Gubernur. Mereka menuntut pertanggung jawaban  tercemarnya sungai segea  akibat aktivitas  tambangan ekstraktif yang beroperasi di sekitar aliran sungai Boki Maruru.

Koordinator lapangan, Abdul Kader Rifai saat ditemui Mantra mengatakan,  aksi yang digelar merupakan respon terhadap polemik pencemaran sungai sagea oleh PT. IWIP. 

“Gubernur harus bertanggung jawab atas pencemaran sungai sagea,” ujarnya.

Ratusan massa akis menuju kediaman gubernur Malut, (Foto: Rifal Amir)

Ia mengaku,  aksi demonstrasi ini diinstitusikan langsung BEM Unkhair yang  berkoordinasi dengan BEM Fakultas serta Ormawa yang ada di Universitas Khairun Ternate.

“Aksi melibatkan BEM Universitas Khairun dan berkoordinasi dengan BEM Fakultas hingga Ormawa Unkhair,”akunya.

Sementara presiden BEM Unkhair Junaidi Ibrahim mengungkapkan,  gubernur Maluku Utara Abdul Gani Kasuba selama dua periode tidak mampu menyelesaikan masalah masyarakat, bahkan masalah ekologi yang terjadi saat ini.

“Selama dua periode gubernur Maluku Utara gagal mengurus ekologi,”ungkapnya.

Disamping itu, mahasiswa Fakultas Teknik ini juga menegaskan agar pemerintah provinsi mengambil sikap pemberhentian aktivitas pertambangan di sekitar sungai Sagea. Ia bahkan meminta kepada inspektur tambang mengevaluasi pencemaran sungai Sagea yang tercemar karena aktivitas industri pertambangan PT. IWIP.

Junaidi bilang BEM Unkhair menuntut, usut tuntas kasus pencemaran Sungai Sagea dan berikan jaminan keamanan ekologi, wujudkan agraria sejati,  naikan harga komoditi lokal, tangkap dan adili pelaku perusakan hutan, hadirkan perwakilan perusahaan untuk menjelaskan terkait pembuangan limbah, selamatkan masyarakat Rempang.

“Selain membawa isu mengenai Sagea, kami juga menyisipkan beberapa isu nasional,” cetusnya.

Perlu diketahui sungai Sagea merupakan sumber air minum dan kebutuhan warga Segea kini dihancurkan tambang ekstraktif.


Penulis: Rifal Amir

Editor: Tim Redaksi

Be First to Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *