Sebagaimana telah dijadwalkan bahwa pemeriksaan kesehatan (cek kesehatan) Peserta Kuliah Bersama Masyarakat (Kubermas) Universitas Khairun (Unkhair) tahap I tahun 2019, telah berjalan mulai kamis, tanggal 27 Juni (pekan lalu) hingga Selasa, (2/7/2019). Penjadwalan tes kesehatan ini, diatur sesuai dengan jumlah fakultas di Unkhair.
Tak hanya diinformasikan lewat surat pemberitahuan, jadwal ini juga sudah diedarkan pada postingan laman Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (Facebook:LPPM Unkhair).
Pada hari selasa tadi (2/7), cek kesehatan dijadwalkan untuk peserta kubermas dari Fakultas Ilmu Budaya (FIB), Fakultas Hukum, dan peserta susulan yang belum melaksanakan tes kesehatan sebelumnya.
Sejak selasa tadi, sekitar pukul 10.00 waktu setempat, peserta kubermas masih tampak memadati Klinik Pratama, yang berlokasi di Lantai 1 Gedung Rektorat Unkhair tempat pemeriksaan kesehatan dilangsungkan.
Puluhan mahasiswa berdiri dan berjejer ke belakang menunggu giliran di Lobi Utama Klinik untuk melakukan identifikasi penyakit (cek kesehatan). Sekadar diketahui, pelaksanaan cek kesehatan ini, dihendel langsung oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI) yang bekerjasama dengan Universitas Khairun (Unkhair).
Beberapa mahasiswa yang tampak lelah menunggu antrean, di antaranya memilih duduk di Taman, tepat pada halaman Rektorat Unkhair. Sebagian yang telah selesai melaksanakan cek kesehatan, juga masih duduk di tempat antrean sembari menunggu hasil dari cek kesehatan mereka.
Sebelum melakukan pengecekan kesehatan di dalam Klinik, peserta kubermas yang terdaftar sebagai peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kebangsaan dan Kubermas Reguler tahap I tahun 2019 dari masing-masing fakultas ini dikenakan tarif (biaya cek kesehatan) sebesar Rp.35.000. Berlaku untuk satu orang peserta.
Menganggapi pungutan tersebut, saat diwawancarai lpmmantra.com, salah satu peserta kubermas, Eka Fitrawati J. Ahmad, mengaku jumlah biaya tersebut sangat membebankan kebanyakan mahasiswa pada umumnya. Ia mengatakan, jumlah tersebut sangat besar untuk biaya cek kesehatan dibandingkan dengan melakukan cek kesehatan di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) yang biayanya hanya mencapai Rp. 10.000, sampai dengan Rp. 15.000 saja.
“Kalau dibandingkan dengan di puskesmas, untuk cek kesehatan, biayanya relatif murah hanya mencapai sepuluh ribu sampai lima belas ribu saja, menurut saya, karena ini dilakukan di kampus, sebaiknya digratiskan saja, mengingat mahasiswa juga sudah membayar UKT” terangnya.
Eka juga menyampaikan, biaya tes kesehatan tersebut juga tidak pernah diinformasikan oleh pihak pelaksana, ia juga memperoleh informasi ini pada teman-temannya yang sudah lebih dulu melakukan pengecekan.
“Informasi tentang pembayaran ini saya ketahui setelah ke rektorat dan mendengarnya dari teman-teman yang lebih dulu melakukan cek kesehatan” selain itu, mahasiswa Jurusan Sastra Inggris itu juga berharap, agar ke depannya kampus dapat memberikan pelayanan yang baik terhadap peserta kubermas.
Tak hanya Eka, keluhan tentang pelayanan tes kesehatan ini juga mengundang amarah dari puluhan mahasiswa yang sedang mengantre. Sontak, para peserta yang lama menunggu giliran pengecekan di Lobi itu, berteriak ke arah Security (petugas keamanan) menyampaikan rasa kesalnya akibat terlalu lama mengantre.
Selaras dengan itu, lpmmantra.com juga merekam beberapa keluhan dari mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP Unkhair). Salah satu di antara mereka menyampaikan keluhannya pada proses antrean yang menguras waktu dan tenaga mereka. Bagi Sri Rahayu, menanggapi proses antrean yang lama serta penyediaan tempat duduk yang terbatas itu, akan membahayakan sebagian mahasiswa yang mungkin sedang sakit saat menunggu giliran.
“Dari puluhan mahasiswa yang ada mungkin ada yang sakit dan tidak bisa berdiri lama-lama” ungkap mahasiswa jurusan matematika itu sambil berharap, ke depannya pihak kampus dapat memberi pelayanan tes kesehatan dengan lebih baik.
Oleh: Rian Hidayat
Leave a Comment