Press "Enter" to skip to content

Cerita Pedagang Kecil di Pinggiran Jalan Kelurahan Sasa

Suasana di pinggiran jalan itu begitu ramai dipenuhi banyak jualan, banyak pembeli hilir-mudik memburu berbagai kebutuhan dapur seperti sayur dan ikan.

Setiap pagi hingga sore, pedagang kecil berjejer di pinggir jalan kelurahan Sasa. Berbagai jenis kebutuhan dijajakan sejumlah pedagang yang merupakan warga Kelurahan Sasa, mulai dari sayur kangkung, tomat, cabe, ikan, dan masih banyak kebutuhan dapur lainnya.

Pasar kecil di jalan kelurahan Sasa tersebut menjadi titik tempat perbelanjaan kebutuhan warga sekitar, terutama wilayah Ternate Selatan yang tak sempat membeli kebutuhan dapur yang berada jauh pusat di pusat kota.

Muna (50) warga kelurahan Sasa yang membuka usaha tersebut tepat di depan rumahnya bercerita, usaha kecil itu awalnya ia mulai sejak 2016 silam. Saat itu, ia masih berjualan pop Ice di pinggiran jalan depan rumahya. Seiring berjalannya waktu, ia menyuruh anaknya membuat sebuah meja Sebagai tempat menjajakan jualan lainnya seperti tomat, rica, dan bawang yang ia beli di pasar untuk dijual kembali. Merasa jualannya laku dibeli, Muna terus menambah jualnya lebih banyak lagi.

“Saya jualan pertama itu masih pop ice dengan meja kecil satu di pinggir jalan sini, karena anak-anak sekolah dengan mahasiswa banyak yang beli, abis kamari saya suru saya pe ana bikin meja tamba lagi, baru saya ke atas beli tomat, rica, deng bawang di pasar kabawa jual di sini, tapi ternyata dia laku bagus,” ujarnya.

“Dia laku bagus itu kong kamari-kamari saya bikin meja tamba lagi, saya beli sayur kangkung deng kacang panjang kase banya, baru bikin tampa kasih besar,” ucap ibu Muna saat di wawancarai pada jumat, (7/8/22).

Usaha kecil yang dimulai Muna, rupanya membuat warga sekitar tergerak untuk membuka usaha yang sama. Warga sekitar mulai menjual ikan dan kebutuhan pangan lainnya di tepi jalan Kelurahan Sasa.

Pedagang lainnya, Fani (40) warga Sasa, yang berjualan sejak tahun 2020 ini mengatakan, telah berdagang sejak dua tahun terakhir untuk mencukupi kebutuhan rumah tangganya.

“Saya dari Jailolo, tapi tinggal sini lama deng saya pe laki orang sasa. So dua tahun bajual sayur-sayur, tomat, kacang panjang disini,” ujarnya.

Ia juga menuturkan, ia membuka usaha karna terinspirasi melihat warga sekitar membuat meja kecil di depan rumah mereka, hingga ia juga berinisiatif untuk membuka dagangan.

“Karena saya lia orang-orang di sini kase kaluar meja bajual, deng tamba orang datang beli bagus, akhirnya saya juga bikin,” tutur Fani saat diwawancarai.

Selain itu, Noni (40) salah satu warga Gambesi mengaku sangat dimudahkan untuk berbelanja kebutuhan dapur karna kehadiran para pedagang di pinggiran jalan kelurahan Sasa. Ia mengungkapkan, sering membeli berbagai kebutuhan dapur di pasar kecil pinggiran jalan kelurahan Sasa karena jaraknya yang dekat. Dahulu jika berbelanja, Noni harus ke pasar Gamalama, tapi semenjak 2016 saat banyak warga di kelurahan Sasa menjual berbagai kebutuhan pangan, Noni tidak lagi harus menuju ke pusat kota untuk berbelanja kebutuhan dapur.

”Saya tiap hari kamari beli sayur-sayur di sini, saya juga jarang pigi pasar di kota, karena talau jauh, semenjak lapak jualan di pinggir jalan ini dibuka saya lebih dekat membeli keperluan sehari-hari,” tandasnya.


Liputan Lapangan: Fadli Usman/Mantra

Editor: Arjun Benteng

Be First to Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *