Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ternate desak gubernur Malut, selesaikan masalah yang terjadi di pulau halmahera khususnya di desa Sagea, Selasa (03/10).
Pres DEMA Institut Rahmat Rajak, saat di konfirmasi bilang bahwa mereka akan terus menyuarakan masalah yang terjadi di Sagea. Hal ini karena hasil investigasi dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Malut tidak sesuai fakta di lapangan.
“Kenapa kita tidak berhenti menyuarakan masalah di Sagea, itu karena hasil investigasi yang dilakukan DLH tidak sesuai dengan fakta dilapangan, makanya sampai saat ini kita masih menyuarakan,” tegasnya.
Mahasiswa Hukum Tata Negara Islam ini juga mengatakan bahwa gerakan selamatkan kampung Sagea dan petani dari ancaman industri pertambangan ini, tuntutan yang paling pokok pada gubernur yaitu, untuk mencopot DLH Malut.
“Saat ini tuntutan kita itu copot kepala DLH Malut, karena sampai saat ini mereka belum punya satu hasil kajian yang jelas dari hasil investigasi itu,” tegasnya.
Selain itu, Suryono Ibrahim juga bilang bahwa mereka ingin mengangkat isu petani yang ada di Maluku Utara. Khususnya di desa Sagea karena dampak dari tambang ekstraktif sangat buruk. Apalagi kehadiran perusahaan PT. First Pacific Mining (FPM) dan PT Halmahera Sukses Mineral.
“Bertepatan dengan hari tani kemarin, kami ingin mengangkat isu-isu petani di Malut, yaitu isu terkini di desa Sagea karena kehadiran dua perusahaan ini akan berdampak buruk pada aktivitas petani,” ujarnya.
Ia juga bilang jika pemerintah tidak bertanggung jawab, mereka akan terus melakukan aksi demonstrasi dengan masa yang lebih banyak.
“Jika pihak yang bertanggung jawab tidak respon, maka kami akan menggundang seluruh organisasi di Malut serta Universitas untuk membuat gelombang gerakan yang lebih besar,” pungkasnya.
Penulis: Rifal Amir
Be First to Comment