Laporan Klarifikasi
Pernyataan sikap secara tertulis Women’s March Kota Ternate menanggapi postingan Maryo di akun Facebook-nya yang dianggap menyepelekan kasus perkosaan, dinilai keliru oleh sejumlah pihak yang dicantumkan identitasnya pada pernyataan tersebut.
Sebelumnya, Women’s March (WM) Kota Ternate merilis pernyataan sikap secara tertulis berisi tanggapan mereka terhadap kalimat postingan (caption) Maryo yang dianggap melecehkan kasus perkosaan lewat akun FB-nya.
Pernyataan WM juga memuat kronologi saat mereka melakukan rapat (sidang) klarifikasi bersama Maryo dan rekan-rekannya di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Khairun (Unkhair) pada Rabu 4 Desember 2019.
Sebagaimana disebutkan dalam pernyataan sikap WM, tujuan digelarnya rapat klarifikasi tersebut untuk meminta penjelasan kepada pengunggah (Maryo) terkait postingannya yang memicu reaksi dan komentar para penyintas dan mereka yang disebut sedang mengadvokasi kasus kekerasan seksual.
Pada pernyataan sikap yang dikeluarkan sejak tanggal 5 Desember itu, WM juga melampirkan sejumlah nama dengan pelecehan verbal yang dilakukan saat sidang klarifikasi dilangsungkan.
BACA LAGI
Rifki R. Kasibit, yang namanya juga disebut, menyampaikan, WM dalam pernyataannya, terdapat kekeliruan saat menuliskan maksud pelecehan secara verbal (kata-kata) yang diucapkan dirinya saat sidang klarifikasi sedang berlangaung.
Rifki bilang, maksud kalimat ‘Sok suci‘ yang diucapkannya tidak menjustifikasi pihak tertentu, melainkan mengarah pada pengertian bahwa jangan merasa diri suci dalam memperjuangkan kasus-kasus tersebut.
“Saya pe maksud soal ‘Sok suci‘ itu mengarah pada pengertian tentang jangan menganggap diri suci dalam memperjuangkan kasus-kasus (seksual), bukan bilang pe dorang (mereka)” ujarnya kepada lpmmantra.com melalui via telpon, Jumat (6/12/2019).
Selain kalimat ‘sok suci‘ yang menjadi polemik baginya, Rifki juga menyoal tentang kalimatnya yang dianggap pelecehan secara verbal pada pernyataan yang ditulis WM tanpa menjelaskan maksud dari kata-kata tersebut.
“Saya posting ngana (kamu) pe foto dan tulis perempuan ini gila seks!’ (diarahkan ke RJ)“. (dikutip dari lampiran kedua pernyataan sikap WM Ternate).
Sembari menjelaskan kalimatnya, Rifki menceritakan, saat sidang klarifikasi berjalan, ia meminta kepada salah seorang dari WM, yaitu RJ (samaran pada pernyataan sikap WM), untuk menghapus unggahannya di FB. Pasalnya, Rifki merasa tersinggung pada unggahan Facebook RJ yang membagikan screenshoot unggahan Maryo di mana pada bagian foto unggahan tersebut juga terdapat dirinya.
“Saya meminta agar ia (RJ) menghapus foto di fb-nya yang pakai tagar ‘awas aktivis cabul‘ dan ‘awas senior sange‘, yang seolah-olah tagar itu ditujukan kepada kami di foto tersebut, tapi seakan-akan ia tidak mau hapus” katanya.
Dengan alasan itu, Rifki memberi contoh “Misalnya, saya posting ngana (kamu) pe foto dan tulis penggemar seks, pasti ngana juga rasa tersinggung” ujar Rifki sembari menjelaskan bahwa pernyataannya hanya berupa contoh (memisalkan). “Bukan mengancam dan menjustifikasi mereka” lanjutnya.
Bersamaan dengan itu, Rifki juga mengatakan, terkait unggahan Maryo, sebelumnya, pihak mereka telah mengevaluasi masalah tersebut secara pribadi dengan kelompok mereka di kampus.
Penjelasan Maryo
Terpisah dengan itu, saat dikonfirmasi masalah unggahan fb-nya, Maryo Batali (pengunggah) menyampaikan bahwa unggahannya yang memicu reaksi sejumlah penyintas dan komentar dari berbagai kalangan telah diselesaikan secara ilmiah pada sidang klarifikasi yang digelar bersama Women’s March Kota Ternate.
“Pada rapat klarifikasi kemarin kami telah menyelesaikan masalah ini secara ilmiah. Kami juga melahirkan keputusan untuk menghapus kembali postingan yang sudah dibagikan” jelas Maryo pada telpon yang sama, Jumat 6 Desember 2019.
Terkait maksud caption unggahannya, Maryo mengatakan, ia tidak berniat menyinggung kasus pemerkosaan pada ranah praktiknya (konteks), melainkan pada ranah perbandingan hukum.
“Saya bermaksud menganalogikan kekerasan pemerkosaan, karena saya anggap dari banyak kasus, pemerkosaanlah yang paling berat, selain itu, karena mencintai NKRI, jadi saya bilang ‘lebih baik terjerat kasus pemerkosaan dari pada memecahkan NKRI‘” ungkap Maryo meluruskan pernyataannya.
Ia juga menambahkan agar unggahan tersebut tidak diasumsikan secara “negatif”.
“Saya mengharapkan kepada teman-teman perempuan agar tidak menilai bahasa tersebut secara multitafsir, karena saya tidak bermaksud menyinggung kekerasan pemerkosaan secara praktiknya, melainkan perbandingan hukumnya” tutupnya.
Liputan: Rian Husni
Sumber ilustrasi: Istimewa
[…] Dianggap Keliru, Pernyataan Sikap Women’s March Ternate Diklarifikasi Berita terkait Viral Unggahan Sepelekan Kasus Perkosaan, Women’s March Ternate Buat Pernyataan Sikap […]