Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (kontraS) bersama Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Khairun (Unkhair) laksanakan pelatihan kebebasan sipil dan advokasi kampanye Hak Asasi Manusia (HAM), pada selasa (27/09).
Kegiatan yang berlangsung di Aula Babullah gedung rektorat Unkhair itu, merupakan kolaborasi antara kontraS dan BEM Unkhair dalam memberikan pemahaman kepada mahasiswa mengenai metode investigasi dan advokasi. Pelatihan dihelat selama tiga hari sejak 27-29 September, melibatkan pegiat hak asasi manusia, lembaga pers mahasiswa, anak muda dari komunitas lokal dan mahasiswa Unkhair.
Baca Juga:
Junaidi Ibrahim Presiden Mahasiswa Unkhair saat ditemui mantra mengungkapkan, kegiatan yang digelar adalah langkah awal dalam membangun kerja sama dengan kontraS untuk memberikan pemahaman mengenai kebebasan sipil dan kampanye HAM.
“Kegiatan ini merupakan kerja sama dengan kontraS, kami berupaya membangun sinergitas dengan mitra-mitra strategis lainya. Kegiatan ini juga mendorong mahasiswa untuk belajar mengenai kebebasan sipil dan Kampanye HAM,” ujarnya.
Mahasiswa Fakultas Teknik itu mengharapkan, kegiatan pelatihan kebebasan sipil dan kemapnye HAM menjadi langkah awal mahasiswa dalam kerja-kerja investigasi dan advokasi.
“Saya mengharapkan kegiatan ini bisa menambah wawasan dan pemahaman teman-teman mahasiswa mengenai metode dalam advokasi dan investigasi,” tuturnya.
Sementara, Dimas Bagus Arya, anggota divisi internal dan organisasi KontraS menjelaskan, kedatangan mereka di Kota Ternate khususnya di Unkhair dengan tujuan mengimplementasikan visi-misi kontraS untuk pemberdayaan kemampuan mahasiswa serta masyarakat dalam kerja-kerja investigasi dan advokasi.
“Kedatangan Kontras di Universitas Khairun adalah bagian dari menjalankan visi misi kontras, terutama dalam melaksanakan kegiatan masyarakat sipil dalam konteks mahasiswa atau ruang akademis agar bisa lebih jauh lagi melakukan kerja-kerja hak asasi manusia. kami juga mendorong pendampingan terhadap masyarakat tertindas untuk mengupayakan keadilan sebesar-besarnya disini,” ujarnya.
Ia juga mengatakan, mahasiswa harus peka terhadap persoalan masyarakat sipil sehingga kerja-kerja advokasi ini penting untuk diketahui oleh mahasiswa, karena mahasiswa itu bagian terpenting dalam mengontrol kinerja pemerintah agar dapat menciptakan ruang aman bagi masyarakat sipil.
“Mahasiswa harus berperan dalam mengontrol kebijakan pemerintah mendorong terciptannya ruang aman bagi masyarakat dalam menyampaikan aspirasi,” ujar Dimas.
Selain itu, Suswanto Marsaoly, salah satu peserta menuturkan, pelatihan yang dilaksanakan teman-teman kontraS dan BEM Unkhair bermanfaat bagi mahasiswa, karena menurutnya pelatihan ini mampu memberikan pemahaman investigasi dan advokasi persoalan HAM.
“Kami melihat ini sebagai sebuah kesempatan pada mahasiswa untuk belajar lebih banyak mengenai advokasi pelanggaran HAM dan perampasan ruang hidup di Maluku Utara,” tandasnya.
Liputan: Rifal Tomahutu | Mantra
Editor: Arjun Benteng
Be First to Comment