Oleh : Ajun Benteng|Kru Mantra
Kita yang kuliah di universitas paling ternama di Maluku Utara, di Universitas Khairun, khususnya di Fakultas Ilmu Budaya (FIB) harus berbangga diri karena kita tidak hanya mahasiswa yang coba dicerdaskan dengan segala fasilitas dan tenaga pengajarnya, tapi juga mahasiswa yang coba dibuat sehat dengan dampak fasilitas yang dibiarkan rusak begitu saja.
Di FIB hanya terdapat dua kelas atau ruang kuliah yang terbilang sangat sejuk, sementara ruang kuliah yang tersisa lainnya, meski memiliki kursi yang cukup empuk tapi suhu dalam ruang kelas tersebut membuat kita sangat berpeluh, dan ini bagus. Bagus karena sejauh pengetahuan saya berkeringat itu baik bagi kesehatan kita.
Baca juga :
Thanksgiving Day Yudisium of Knowledge
Dua ruang sejuk tadi adalah ruang kuliah yang masih difasilitasi dengan penyejuk ruangan berupa AC. Sebenarnya dua ruangan itu adalah sebuah Auditorium FIB yang dipetik kemudian difungsikan menjadi ruang kuliah. Jadi bisa dibilang tidak ada ruang kelas di FIB dengan AC yang benar-benar masih sehat walafiat.
Sementara ruang kuliah yang lain hanya difasilitasi dengan satu buah kipas angin yang lumayan berisik dan tidak terlalu bertenaga untuk mengusir gerah para mahasiswa akibat ruangan yang panas. Bahkan kipas angin itu tidak mampu membuyarkan bau kentut seorang mahasiswa jika saja ada yang sengaja kentut di saat proses belajar mengajar berlangsung. Kipas angin itu adalah pengganti dari AC yang tinggal berupa rongsokan yang dibiarkan menempel begitu saja di tembok ruangan.
Ada juga ruang kelas yang sama sekali tidak difasilitasi dengan kipas angin walau AC di ruangan itu sudah lama KO. Kita seperti sedang dikukus saat kuliah di ruangan itu. Kata teman saya, panasnya kaya di neraka. Ia melebih-lebihkan. Dan malangnya 5 dari 7 mata kuliah saya berjadwal di kelas yang tidak ada kipas anginnya itu. Tapi tak apalah, setidaknya 2 mata kuliah saya yang lain berlangsung di ruang yang ada kipas anginnya walau sama saja, panas.
Saat melaksanakan kuliah di ruang itu, kita tidak hanya berpendapat dan menyerap materi yang disampaikan tapi juga sambil berkelahi dengan suhu panas di ruangan itu sampai lemas karena dehidrasi. Cukup sulit untuk berkonsentrasi di ruang itu saat kita kuliah di siang hari.
Tapi kita tidak harus berkeluh kesah dengan keadaan tersebut. Jangan merasa malang tapi cobalah untuk berbangga diri mengingat berkeringat membuat kita sehat, mengingat di FIB kita tidak hanya dicerdaskan tapi juga coba dibuat sehat. Jadi kita nikmati saja kuliah sambil berkeringat kita itu, nikmati saja iklim panas yang tiap hari membuat ketiak kita berkeringat di ruangan itu, dan mari kita memaklumi fasilitas berupa AC yang sudah menjadi rongsokan itu!.
Leave a Comment