Buku-buku seolah-olah sudah tidak dibutuhkan lagi. Contoh lain juga, ada UAS (Ujian Akhir Semester) yang sedang berlangsung dan ada mahasiswa yang tidak belajar, tentu saja ia akan berpikir “Ah tenang saja, kan tinggal tanya mbah google”
Tundzira Sauma
Teknologi merupakan sesuatu yang berubah-ubah setiap zaman. Bisa dibilang, semakin berkembang setiap zamannya. Menurut technology.id, pengertian teknologi secara umum ialah ilmu yang berhubungan dengan alat atau mesin yang diciptakan untuk mempermudah manusia dalam menyelesaikan berbagai macam masalah dan pekerjaan.
Penggunaan teknologi oleh umat manusia diawali dengan adanya pengubahan sumber daya alam menjadi berbagai macam alat-alat sederhana. Istilah teknologi sendiri berasal dari perpaduan dua kata, yaitu techne dan logos. Kata techne dalam bahasa Yunani memiliki arti keterampilan, sedangkan logos berarti ilmu.

Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), teknologi memiliki arti: (1) metode ilmiah untuk mencapai tujuan praktis; ilmu pengetahuan terapan; (2) keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yg diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia.
Ini berarti, tujuan dari adanya teknologi yaitu untuk kenyamanan hidup manusia. Namun, apakah rasa “nyaman” ini membuat manusia lebih tidak berkembang daripada teknologi itu sendiri?
Jangan lewatkan artikel lainnya:
- http://lpmmantra.com/kemerdekaan-indonesia-di-tengah-krisis-identitas/
- http://lpmmantra.com/ini-sudah-zaman-kuntilanak/
- http://lpmmantra.com/kejutan-di-spiderman-far-from-home/
Teknologi mulai berkembang dari masa ke masa, misalnya dari mulai adanya mesin cetak, lalu komputer, hingga berkembanglah mesin dunia digital bernama: internet. Apakah memang benar teknologi ini ada agar bisa mempermudah segala hal yang dilakukan manusia? Well, jika pertanyaannya demikian, maka jawabannya tentu iya.

Sekarang ini, apalagi di era globalisasi, eh ada lagi sebutan barunya, apa itu namanya? Oh iya, Era revolusi industri 4.0. sebuah zaman di mana teknologi berkembang sangat pesat, tentu saja teknologi hadir untuk mempermudah apa-apa yang dilakukan manusia. Bagaimana jika karena mempermudah itu yang menjadi petaka bagi kita?
Jika segala sesuatunya sudah dipermudah, apa yang akan terjadi? Manusia akan cenderung malas. Karena apa? Karena segala sesuatunya sudah ada. Misalnya saja, teknologi yang sekarang ini banyak di minati khalayak, seperti Handphone atau Gadget (Gawai), tak sedikit orang yang punya teknologi yang satu ini.
Jika dulu, kita harus menulis surat dan menunggu berhari-hari untuk mendapat balasan suratnya dan menerima kabar, sekarang sudah tidak lagi. Tinggal pegang gawai, beberapa menit bahkan detik saja sudah bisa menerima kabar dari orang yang kita tuju. Bahkan sudah bisa bertatap muka alias Video Call-an. Canggih sekali bukan?

Hampir setiap hari, bahkan, setiap saat. Karena mempermudah menjadikan kita cenderung malas? Misalnya, ada mahasiswa yang mempunyai tugas untuk membuat makalah, apa yang kira-kira mahasiswa itu lakukan? Apakah dia akan pergi ke perpustakaan mencari buku-buku dan dijadikan referensi? Ataukah hanya dengan sekali klik lewat Gawainya? Tentu saja dengan sekali klik!
Buku-buku seolah-olah sudah tidak dibutuhkan lagi. Contoh lain juga, ada UAS (Ujian Akhir Semester) yang sedang berlangsung dan ada mahasiswa yang tidak belajar, tentu saja ia akan berpikir “Ah tenang saja, kan tinggal tanya mbah google” dan tentu saja mahasiswa itu akan melakukannya. Dapat soal, bukannya dijawab menggunakan pemikirannya sendiri, eh malah pake pemikiran orang lain.
Teknologi oh teknologi!
Berapa lama orang-orang menghabiskan waktu dengan gawai mereka? Sejam? Dua jam? Tiga jam? Atau bahkan 24 jam? Saat bangun tidur, apa yang mereka cari duluan? Banyak dari kita yang akan mencari Gawai. Apa yang dilihat? Postingan orang, postingan diri sendiri, banyak yang nge-like atau enggak, ada yang comment atau tidak. Seakan tidak bisa jauh dari Gawai sampai-sampai lupa waktu. Seakan-akan kita benar-benar di-CTRL teknologi.

Main Gawai (Handphone) itu candu. Bahkan lebih candu daripada alkohol. Banyak orang yang menghabiskan banyak waktu hanya untuk berada di depan layar Gawai mereka, untuk tetap online. Masalah psikis rupanya, karena candu ini, bisa menimbulkan anxiety atau kegelisahan dan juga mulai menjadi anti-sosial. Karena melihat postingan orang bisa juga seseorang menjadi stress dan akhirnya depresi karena mulai membandingkan diri sendiri dengan orang lain.
Saat sedang dalam perkumpulan atau diskusi, apakah teman-teman anda fokus pada apa yang anda bicarakan? Atau fokusnya terbagi, antara main Gawai mereka dan apa yang anda bicarakan? Pikirkan hal ini kawan! Siapa yang harusnya mengontrol kita?
Inilah opini sekaligus self reminder untuk kita semua. Termasuk saya sendiri.
____
Penulis: Tundzira Sauma, Mahasiswa Sastra Inggris, Unkhair Ternate.
Top up…Selfreminder yang pas
[…] Teknologi Telah Merasukimu […]