Oleh : Isbulla J. Bangsa | Kru Mantra
Kita merayakan kesarjanaan sebentar lagi, para sarjana akan senang bila mengakhiri studi strata 1 dengan ucap doa bersama, tepuk tangan, kemeriahan kecil. Semua orang berharap perayaan itu tidak lekas membebaskan para sarjana dari “giat menemukan ide”.
Kita menaruh hormat kepada para sarjana berkat usaha mereka selama bergulat dengan banyak pikiran. Kita berharap usaha itu berimbang dengan track record kegiatan minat dan bakat ataupun menghidupkan dialog publik atau diskusi kecil-kecilan di taman dan halaman Fakultas Ilmu Budaya maupun berdiskusi antar mahasiswa dengan dosen dalam kelas.
Ada panggilan kesadaran, yang ‘das sein’, supaya setiap pikiran bisa menjauh dari hal-hal yang palsu. Kesadaran yang ‘sui generis’ ini masih minim untuk sebagian besar mahasiswa. Minat membaca berkurang, tidak ada kegairahan untuk saling kritik melalui opini.
Taman-taman kampus punya banyak fungsi; salah satunya sebagai tempat merayakan berbagai kecanggungan dan kecanduan pikiran. Ada yang luput dari ingatan kita kalau Mading Kampus punya fungsi ganda; tempat mempertemukan pikiran banding.
Kita terbiasa dengan lapak baca yang seberapa sering di buat di halaman kampus. Kita mengukur keserba mungkinan pikiran di “taman baca”. Lapak baca (mungkin) menyusahkan karena minat baca yang berkurang.
Lapak baca menandakan sebuah giat untuk memindahkan perpustakaan. Minimal ada kegairahan membaca tanpa AC (Accreditation of Curriculum). Kondisi itu menunjukan kalau ada kenikmatan membaca tanpa “pengawasan”.
Kita selalu berharap para sarjana kita tak henti berintelektual hanya pada skripsi. Apalagi mengatur rencana perayaan studi akhir. Intelektual selalu punya prinsip untuk mawas mengawali ide, kemudian menjadi agen perubahan dan agen sosial.
Sejak Republik ini berdiri, amanah yang diembankan kepada agen intelektual adalah sebagai penjaga gerbang literasi. Kita percaya kalau para sarjana kita dapat menjaga kewarasan untuk tidak khilaf.
Semoga para sarjana kita bukan tonggak merugikan dan dirugikan. Thanksgiving day of Yudisium pada tanggal 23 November 2022. Semoga kegiatan ini bukan menjadi acara puncak merayakan kecanggungan dan kegagapan ide.
Banyak orang berharap setalah sarjana kita bisa tetap konsisten mengemban peran sebagai agen intelektual yang berguna bagi kehidupan sosial dan negara. Semoga tulisan ini tak expired sehingga bisa dihidupkan lagi pada perayaan tahun depan.
Editor : redaksi
Leave a Comment